Selasa, 06 Juli 2010

Seni Budaya Batak


Seni adalah suatu tehnik pengungkapan diri, misalnya seni musik, seni lukis, dll. Seni musik adalah tehnik pengungkapan diri melalui suara musik yang indah. Seni lukis adalah tehnik pengungkapan diri melalui lukisan.
Budaya adalah cara hidup sekelompok orang yang mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kelompok lain.
Jadi Seni Budaya Batak adalah suatu tehnik pengungkapan diri berdasarkan cara hidup sekolompok orang yang menamakan dirinya Suku Batak, yang memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh suku lain dari negara manapun.
Contoh Seni Budaya Batak adalah musik tradisional batak yang sampai saat ini masih tetap bertahan. Jenis Musik ini sangat khas dan tidak dapat ditemukan pada suku lain diseluruh dunia. Menurut Drs. Bonar Gultom, salah seorang yang mengerti seni budaya batak, tidak semua lagu batak adalah musik tradisional batak. Jika nada-nada yang diperdengarkan masih dapat ditemukan pada lagu–lagu lain, berarti itu bukan musik tradisional batak, tapi jenis musik yang diimport oleh orang batak.
Selain dibidang musik, suku batak masih banyak memiliki adat istiadat yang sampai saat ini masih bertahan walaupun akhir-akhir ini banyak mendapat serangan dari pihak-pihak yang merasa dirinya lebih beriman.
Salah satu contoh adat istiadat batak adalah "Dalihan Natolu". "Dalihan Natoulu" ini melambangkan sikap hidup orang batak dalam bermasyarakat.
"Dalihan Natolu" yaitu :
1. Somba mar-Hula-Hula. "Hula–Hula" adalah Orang tua dari wanita yang dinikahi oleh seorang pria, namun hula-hula ini dapat diartikan secara luas. Semua saudara dari pihak wanita yang dinikahi oleh seorang pria dapat disebut hula-hula. Somba mar-Hula-Hula artinya seorang pria harus menghormati keluarga pihak istrinya.
2. Elek marboru. Boru adalah anak perempuan dari suatu marga, misalnya boru gultom adalah anak perempuan dari marga Gultom. Dalam arti luas, istilah boru ini bukan berarti anak perempuan dari satu keluarga saja, tetapi dari marga tersebut. Elek marboru artinya harus dapat merangkul boru. Hal ini melambangkan kedudukan seorang wanita didalam lingkungan marganya.
3. Manat mardongan tubu. Dongan Tubu adalah saudara-saudara semarga. Manat Mardongan Tubu melambangkan hubungan dengan saudara-saudara semarga.
Dalihan Natolu ini menjadi pedoman hidup orang Batak dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh lain adalah adat "Mangulosi" dalam pesta perkawinan orang Batak. Apakah artinya? Mangulosi ini adalah menyelimutkan ulos kepada kedua mempelai yang melambangkan pemberian restu orang tua kepada anaknya.
Jika ditelaah lebih dalam, seni budaya batak yang sudah dipakai sejak ratusan tahun yang lalu itu banyak mengandung segi positifnya. Namun ada beberapa hal negatif dari budaya batak yang harus kita tinggalkan, misalnya budaya banyak bicara sedikit bekerja. Memang orang batak terkenal pintar berbicara. Hal ini terlihat dari banyaknya pengacara-pengacara batak yang sukses. Akan tetapi kepintaran berbicara ini sering disalahgunakan untuk membolak-balikan fakta. Yang hitam bisa jadi putih dan yang putih bisa jadi hitam ditangan pengacara batak (walaupun tidak semua).
Hal lain yang negatif adalah budaya "HoTeL". HoTeL adalah singkatan dari :
Hosom yang artinya dendam. Konon orang batak suka mendendam sesama saudara
Teal yang artinya sombong, yang dapat terlihat dari cara bicara, sikap hidup, dll.
Late yang artinya Iri Hati.
Apakah HoTeL ini hanya ada pada orang Batak saja?
Kita sebagai generasi muda harus dapat mempertahankan budaya yang positif dan meninggalkan yang negatif.

Tentang Suku Batak Karo

 Berikut saya mengangkat topik mengenai kebudayaan Sumatera Utara yaitu Karo, karena saya berasal dari daerah tersebut dan menurut saya menarik untuk di perkenalkan karena mungkin belum banyak yang mengetahui tentang keberadaan suku Karo tersebut. Suku Karo merupakan bagian sub dari suku Batak, namun ada perbedaan dari segi bahasa,adat dan tradisi yang lain nya. Berikut seputar sejarah suku Karo tersebut. 
Suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo. Suku Karo mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu Kalak Teba umumnya untuk Batak Tapanuli. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.

Eksistensi Kerajaan Haru-Karo

Kerajaan Haru-Karo mulai menjadi kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Namun demikian, Brahma Putra, dalam bukunya “Karo dari Zaman ke Zaman” mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatera Utara yang rajanya bernama “Pa Lagan“. Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu kerajaan haru sudah ada?, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darman Prinst, SH :2004)
Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh. Terbukti karena kerajaan Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut.
Kerajaan Haru identik dengan suku Karo,yaitu salah satu suku di Nusantara. Pada masa keemasannya, kerajaan Haru-Karo mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau. Eksistensi Haru-Karo di Aceh dapat dipastikan dengan beberapa nama desa di sana yang berasal dari bahasa Karo. Misalnya Kuta RajaKuta Binjei di Aceh Timur, Kuta Karang, Kuta Alam, Kuta Lubok, Kuta Laksmana Mahmud, Kuta Cane, Blang Kejeren, dan lainnya. (D.Prinst, SH: 2004) (Sekarang Banda Aceh),
Terdapat suku Karo di Aceh Besaryang dalam logat Aceh disebut Karee. Keberadaan suku Haru-Karo di Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said dalam bukunya “Aceh Sepanjang Abad”, (1981). Ia menekankan bahwa penduduk asli Aceh Besar adalah keturunan mirip Batak. Namun tidak dijelaskan keturunan dari batak mana penduduk asli tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya “Tarikh Aceh dan Nusantara” (1961) dikatakan bahwa di lembah Aceh Besar disamping Kerajaan Islam ada kerajaan Karo. Selanjunya disebutkan bahwa penduduk asli atau bumi putera dari Ke-20 Mukim bercampur dengan suku Karo yang dalam bahasa Aceh disebut Karee. Brahma Putra, dalam bukunya “Karo Sepanjang Zaman” mengatakan bahwa raja terakhir suku Karo di Aceh Besar adalah Manang Ginting Suka.
tau kaum tiga ratus. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa perselisihan antara suku Karo dengan suku Hindu di sana yang disepakati diselesaikan dengan perang tanding. Sebanyak tiga ratus (300) orang suku Karo akan berkelahi dengan empat ratus (400) orang suku Hindu di suatu lapangan terbuka. Perang tanding ini dapat didamaikan dan sejak saat itu suku Karo disebut sebagai kaum tiga ratus dan kaum Hindu disebut kaum empat ratus.
Dikemudian hari terjadi pencampuran antar suku Karo dengan suku Hindu dan mereka disebut sebagai kaum Jasandang. Golongan lainnya adalah Kaum Imam Pewet dan Kaum Tok BateeKaum Hindu, Arab, Persia, dan lainnya. yang merupakan campuran suku pendatang, seperti:

Wilayah Suku Karo

Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat bahwa Taneh KaroTaneh Karo jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo karena meliputi: diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal,

Kabupaten Tanah Karo

Tanah Karo terletak di kaki Gunung Sinabung (foto diambil sekitar tahun 1917).
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Brastagi dan Kabanjahe. Brastagi merupakan salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil Markisa Jus yang terkenal hingga seluruh nusantara. Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang sering disebut sebagai atau “Taneh Karo Simalem”. Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang unik adalah disebut trites.Trites ini disajikan pada saat pesta budaya, seperti pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan -kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isilambung sapi/kerbau, yang belum dikeluarkan sebagai kotoran.Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung berkurang dan dapat dinikmati. Masakan ini merupakan makanan favorit yang suguhan pertama diberikan kepada yang dihormati.

Kota Medan

Pendiri kota Medan adalah seorang putra Karo yaitu Guru Patimpus Sembiring Pelawi.

Guci dari Kotoran Sapi

Pemanfaatan hasil limbah industri peternakan sapi selama ini sebagai bahan pupuk dan biogas telah berkembang dalam masyarakat.

Namun peningkatan nilai ekonomis dari pemanfaatan hasil limbah tersebut masih belum optimal dan masih banyak pemanfaatan bahan alami lainnya sebagai bahan pupuk organik seperti kotoran kambing, kotoran kerbau, jerami, sekam padi, lamtoro, semua bagian vegetatif tanaman dan eceng gondok. Sementara pemanfaatan limbah tersebut sebagai bahan biogas dalam waktu dekat ini belum berkembang dengan baik karena mahalnya pemasangan peralatan biogas.

Industri gerabah, yang sering disebut dengan tembikar atau keramik, merupakan salah satu jenis usaha yang mampu bertahan bahkan berkembang dalam kondisi krisis saat ini sementara sekian banyak jenis usaha lain mengalami kemacetan bahkan kehancuran. Dengan teknologi yang sederhana dan dikerjakan dengan tangan, kemudian dikeringkan, dibakar dengan tungku tradisional ternyata mampu mendatangkan keuntungan yang besar.

Bagi Daerah Istimewa Jogyakarta, keberadaan industri gerabah di Kasongan telah menjadikan salah satu ciri khas wilayah ini dan salah satu komoditi unggulan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal tidak saja karena mutu yang tinggi, desain yang variatif dan kualitas yang bagus, tetapi juga dari nilai ekspornya yang tinggi. Krisis moneter yang terjadi tidak berpengaruh terhadap kegiatan industri ini, bahkan dengan menurunnya nilai rupiah justru memberikan nilai ekspor yang tinggi karena semakin tingginya pasaran gerabah ke manca negara, seperti Australia, Amerika, Jepang, Belanda dan Perancis. Perkembangan teknologi dan cita rasa seni dari para pengrajin gerabah memberikan sentuhan seni yang tinggi, baik dari sisi bentuk gerabah itu sendiri maupun pemberian warna dan penutup gerabah dari bahan baku limbah lain seperti cangkang telur,eceng gondok dan pelepah pisang yang dikeringkan.

“Selama ini campuran gerabah memakai bahan campuran pasir. Pasir terdiri dari partikel yang cukup besar sehingga strukturnya berpencar dan tidak bisa mempertahankan kelembapan. Pasir cenderung meloloskan air terlalu cepat. Hal ini yang membuat kualitas gerabah kurang memuaskan. Untuk itu diperlukan suatu kreatifitas bahan dasar pembuatan gerabah yang lebih murah namun tidak mengurangi kualitas gerabah itu sendiri. Dengan itu kami memilih pengolahan limbah peternakan sapi sebagai bahan campuran untuk mengganti pasir yang mampu meningkatkan kualitas gerabah,” kata salahs atu anggota dari team gerabah sapi Syammahfudz Chazali mahasiswa angkatan 2003 Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada kepada Radar Jogja yang mewakili empat teman lainnya.

Syam begitu dirinya akrab di sapa menambahkan, awalnya ia mempunyai ide untuk mengubah kotoran sapi menjadi sesuatu yang berguna karena melihat kotorannya sendiri lalu berfikir apakah kototan ini dapat dijadikan pupuk atau biogas. ”Yang terpenting pemikiran awal adalah bisa dulu, urusan bagaimana cara pembuatannya itu urusan belakangan, kalau kita yakin bisa pasti sesuatu akan terjadi. Seperti kotoran sapi ini yang awalnya hanya sebagai limbah biasa saja tetapi kami ubah menjadi biogas dan sebagai bahan dasar dari gerabah,” tambahnya.

Penelitian yang sudah dilakukan dengan bantuan dana dari Proyek Due-Like Batch IV UGM tahun 2007, membuktikan bahwa kompos dari pengolahan limbah peternakan sapi sangat baik dijadikan bahan campuran pembuatan gerabah. “Sifat kotoran sapi yang telah di buat kompos mempunyai sifat mengikat ion sebagai bahan perekat dengan silikat sebesar 9,6 persen, sedangkan sifat tanah liat adalah mampu mengikat dan melepaskan molekul air, mampu mengembang dan mengerut, bersifat plastis dan mampu menyerap kation dan bersama bahan organik meningkatkan kemampuan mengikat air dan unsur hara,” ujar Syam melanjutkan bila dicampur hasil gerabah yang dihasilkan akan lebih ringan, lebih halus, lebih kuat dan mudah dalam pewarnaan berbeda dengan pemakaian bahan campuran pasir yang membuat gerabah lebih berat, lebih kasar dan membuat tangan pengrajin cepat rusak.

Fatmawati yang juga merupakan sanggota dari team menjelaskan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah molen, yaitu mesin penggiling atau pencampur bahan baku utama berupa tanah liat hitam, tanah liat kuning dan kompos dari pengolahan limbah peternakan sapi. Perbot atau alat putar, merupakan alat yang berbentuk lempengan bulat untuk membantu dalam proses pembentukan/pemodelan gerabah yang digerakkan dengan kaki.

“Mal atau alat cetak, digunakan untuk mencetak model tambahan untuk gerabah, seperti model daun dan bunga, tungku pembakaran berfungsi untuk melakukan pembakaran gerabah yang telah dikeringkan melalui proses penjemuran. Tungku ini berbentuk bangunan dengan ukuran 2 x 3 meter dengan tinggi 2,5 meter, alat pewarnaan (finishing) sebelum dilakukan pengecatan terlebih dahulu dilakukan proses finishing dengan menggunakan alat penghalus seperti pisau dan ampelas dan alat pengepakan, berupa kayu yang berfungsi untuk mengemas produk gerabah sebelum dilakukan pengangkutan,” jelas mahasiswi angkatan 2004 Sosial Ekonomi Pertanian UGM.

Sedangkan untuk bahan utama yang digunakan adalah tanah liat hitam (Bangunjiwo) dan tanah kuning (Godean) sebagai bahan baku utama. Untuk menghasilkan produk berupa barang-barang keperluan rumah tangga dan peralatan dapur diperlukan tanah liat hitam, sedangkan untuk menghasilkan produk kerajinan yang berkualitas, seperti patung, guci dipergunakan campuran tanah liat kuning dengan perbandingan tertentu.

“Kompos dari limbah peternakan sapi, sebagai bahan pencampur agar tanah liat dapat merekat erat, bahan baku ini diperoleh dari industri peternakan sapi yang ada disekitar wilayah kasongan seperti daerah Wonosari, Sleman, Klaten dan Boyolali. Air, berfungsi untuk melunakkan campuran tanah liat dan kompos sehingga memudahkan dalam membentuk suatu model gerabah. Kayu bakar dan jerami, sebagai bahan penolong dalam proses pembakaran gerabah. Dan cat, sebagai bahan pelengkap agar gerabah mempunyai cita rasa seni sehingga memberikan daya tarik dan keindahan,” lanjut Fatma.

Mereka berharap nantinya hasil dari penelitian ini yang berupa gerabah dapat diminati oleh masyarakat luas, dan semoga saja bisa membuka lapangan pekerjaan baru untuk mereka yang membutuhkan. “Gerabah kotoran sapi ini nantinya banyak masyarakat yang menyukai dan memesan kepada kami dalam jumlah besar. Serta dapat membuka lapangan pekerjaan baru ke depannya,” harap mereka.

Trans 7 Opera Van Java janji minta maaf

Lembaga Penyiaran Trans 7 berjanji akan meminta maaf kepada masyarakat Hindu atas tayangan Opera Van Java episode ke 19 Juni lalu. Dalam tayangan tersebut terlihat ada adegan menendang patung Ganesa yang adalah salah satu simbol yang disakralkan umat Hindu. Rencana permohonan maaf pihak Trans 7 menghadap Komisi Penyiaran Indonesia Daerah untuk melakukan klarifikasi.

Pihak Trans 7 memohon  maaf dan menjelaskan bahwa pihak Trans 7 tidak ada niat sedikit pun untuk melecehkan simbol Ganesa yang sangat di sakralkan umat Hindu. Secara resmi pihak nya akan menyatakan akan meminta maaf secara terbuka melalui penayangan episode mendatang.
Trans 7 juga menyatakan bahwa sesungguhnya telah dilakukan proses penyensoran sebelum penayangan acara, namun sama sekali tidak menyadari ternyata masih ada bagian adegan menendang simbol Ganesa seperti saat ini tengah di protes oleh masyarakat Bali.

Sebagai realisasi nyata penyampaian maaf tersebut akan dilakukan melalui tayangan OVJ mendatang dimana rencananya akan melalui running text dan penyampaian secara lisan oleh dalang OVJ(Parto Patrio).
Radendra (pihak kru Trans 7) juga meminta agar permintaan maaf terbuka disampaikan Trans 7 sebaiknya dilakukan secara tertulis melalui media cetak, sehingga ada bukti jelas bahwa ada itikad baik menyatakan penyesalan atas kejadian ini, dan menjadi hikmah agar hal serupa tidak akan terulang lagi nanti.

Kemacetan di Bogor(Puncak) karena Liburan sekolah


Liburan anak seolah yang masih berlangsung membuat kawasan puncak macet total, kemacetan yang terjadi pada Minggu (4/7/2010) masih berlanjut sampai kemarin. Ribuan kendaraan masih keluar masuk di jalur wisata perkebunan teh kawasan wisata Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.

Mobil-mobil berbaur dengan sepeda motor di dua jalur Puncak berjalan merayap, baik dari arah Bandung ke Bogor maupun dari arah Bogor dan Jakarta menuju Puncak.

"Jumlah kendaraan yang masuk maupun keluar memang belum berkurang. Bahkan sejak pukul 08.00 WIB pagi volume ken daraan roda dua maupun roda empat dari arah Jakarta menuju Puncak terus bertambah," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Ajun Komisaris Polisi Fathoni Riza, kemarin.

Membeludaknya kendaraan pribadi yang memadati Puncak menyebabkan badan jalan tidak mampu menampung jumlah kendaraan. Fathoni menyebutkan simpul-simpul kemacetan ada di Gadog, Pasar Cisarua, Taman Safari Indonesia, dan Riung Gunung.
Ribuan kendaraan terlihat masih mengantre baik yang hendak turun maupun yang akan naik. Meski ke padatan kendaraan tidak seperti Minggu, kendaraan yang melintasi Puncak tetap tidak bisa bergerak leluasa.

Penyebab utama kemacetan berdasarkan pemantauan KBO Lantas di Pos Polisi Gadog karena pengendara tidak disiplin mengemudikan kendaraan dari arah Puncak menuju Jakarta.
Selain itu, adanya penguncian di beberapa titik di jalur Panimbangan, Cianjur. "Kendaraan dari arah Cianjur menuju Jakarta mengambil jalur kanan, bukan mengambil sesuai dengan jalurnya, yakni jalur kiri. Maka terjadi penumpukan dan antrean panjang kendaraan dari arah Puncak dan Jakarta. Ini yang membuat kondisi kendaraan di Minggu malam tidak bergerak," terang Zainul.

Untuk mengatasi kemacetan di Puncak, sebanyak 170 personel dari Polres Bogor dikerahkan di jalan raya Puncak. Demikian juga Polres Cianjur dan Polda Jawa Barat berpartisipasi membantu mengatasi kemacetan di Puncak pada musim liburan sekolah ini.

Kondisi semacam itu diprediksi akan terjadi pada akhir Minggu mendatang karena liburan sekolah sudah berakhir.

"Bisa sama, bisa lebih parah, atau bisa juga berkurang karena Minggu nanti hari libur terakhir. Tapi pada intinya, kami siap dan berupaya maksimal untuk menjaga kenyamanan dan keamanan lalu lintas di jalur Puncak," imbuhnya.

Data dari Polres Bogor disebutkan pada Sabtu (3/7) jumlah kendaraan yang masuk Puncak mencapai 40 ribu unit. Kemudian pada Minggu kendaraan yang keluar masuk Puncak diperkirakan lebih dari 20 ribu.

Kemarin, jumlah kendaraan terus menurun mencapai 10 ribu sampai 12 ribu mobil. Hanya karena jalan yang sempit dan pengendara tidak disiplin, terjadilah kemacetan.

Heboh Majalah Tempo


Majalah Tempo edisi 28 Juni-4 Juli yang terbit Senin 28 Juni 2010 langka di psaran. Banyak pihak yang menginginkan majalah tersebut, sejumlah media massa lokal dan Nasional sedang hangat membicarakan majalah tersebut.

Mengapa? Itu dikarenakan majalah Tempo tersebut menurunkan pemberitaannya mengenai "Rekening Gendut Perwira Polisi" Hilang nya majalah tempo di pasaran di karenakan " Pria Berpistol Borong Tempo di Pasar". Apakah Polisi terlalu takut akan pemberitaan mengenai dirinya yang buruk itu?. Tindakan mereka itu membuat banyak pihak masyarakat semakin yakin bahwa apa yang di beritakan dalam majalah tersebut adalah benar.
Di cover majalah tersebut terlihat polisi sedang membawa celengan babi, mengapa celengan babi karena di identikkan babi adalah haram,sehingga uang yang di miliki polisi tersebut adalah uang haram dan terlihat pula tali yang digunakan adalah tali garis polisi yang kemungkinan arti dari tali garis polisi yang di gunakan oleh sang pembuat ide sebagai animasi dari cover majalah tesebut maksud nya mungkin berhubungan dengan kejahatan.